Jumat,
02/10/2009 15:06 WIB
Gempa besar
berkekuatan 7,6 Skala Richter melantakkan kota Padang dan sekitarnya pukul
17.16 pada tanggal 30 September lalu. Gempa susulan terjadi pada pukul 17.58.
Keesokan harinya, 1 Oktober kemarin, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali
menggoyang Jambi dan sekitarnya tepat pukul 08.52.
Adalah
ketetapan Allah Swt jika bencana ini bertepatan dengan beberapa momentum besar
bangsa Indonesia.
Tanggal 1
Oktober merupakan hari pelantikan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014 yang
menuai kontroversi. Acara seremonial yang sebenarnya bisa dilaksanakan dengan
amat sederhana itu ternyata memboroskan uang rakyat lebih dari 70 miliar
rupiah. Hal ini dilakukan di tengah berbagai musibah yang mengguncang bangsa
ini. Dan kenyataan ini membuktikan jika para pejabat itu tidak memiliki empati
sama sekali terhadap nasib rakyat yang kian hari kian susah.
Bukan
mustahil, banyak kaum mustadh’afin yang berdoa kepada Allah Swt agar
menunjukkan kebesaran-Nya kepada para pejabat negara ini agar mau bersikap
amanah dan tidak bertindak bagaikan segerombolan perampok terhadap uang umat.
Gempa dan
Ayat-Ayat Allah Swt
Segala
sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula
dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian,
beredar kabar—di antaranya lewat pesan singkat—yang mengkaitkan waktu
terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab
suci Al-Qur’an.
“Gempa di
Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba
lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang
membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di
hadapan Allah Swt. Demikian ayat-ayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al
Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS.
Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya),
melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya)
dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab
(Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al
Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan
pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat
Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat
Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa
kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan
kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan.
Gaya hidup
bermewah-mewah seolah disimbolisasikan dengan acara pelantikan anggota DPR yang
memang WAH. Kedurhakaan bisa jadi disimbolkan oleh tidak ditunaikannya amanah
umat selama ini oleh para penguasa, namun juga tidak tertutup kemungkinan
kedurhakaan kita sendiri yang masih banyak yang lalai dengan ayat-ayat Allah
atau malah menjadikan agama Allah sekadar sebagai komoditas untuk meraih
kehidupan duniawi dengan segala kelezatannya (yang sebenarnya menipu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar